(Oleh: Firdaus Laili)
Apa sih Paytren?
Mari kenalan dulu karena banyak yang
memandangnya negatif sebab Paytren ini MLM yang mereka bilang tidak halal,
dzalim, dsb.
Paytren MLM? |
Paytren ini aplikasi di HP yang
dibikin oleh perusahaan bernama Treni. Gunanya buat bayar-bayar listrik, PDAM,
BPJS, Telkom Speedy, TV berlangganan, tagihan kredit kendaraan, dsb. Juga buat
isi pulsa, beli tiket kereta dan pesawat, dll. Semua dilakukan dalam satu
aplikasi di HP. Tujuannya adalah untuk memudahkan penggunanya dalam urusan
bayar-bayar. Nah, biar bisa menikmati aplikasinya, kita harus beli lisensinya.
Setelah beli lisensi dan punya
hak untuk pakai aplikasinya, pengguna bisa melakukan banyak hal. Dipakai
sendiri buat bayar-bayar boleh. Buat jualan pulsa boleh. Buka loket PPOB juga
boleh. Kalo dipakai sendiri, perusahaan memberikan keuntungan berupa cashback.
Kalo buat jualan pulsa dan buka loket PPOB, keuntungannya berlipat, yaitu cashback
dari perusahaan dan laba setiap transaksi dari konsumen. Sampai di sini, tidak
ada yang tidak halal kan?
Nah, berikut ini yang perlu
dipahami masyarakat, yaitu jual lisensi. Setelah beli lisensi, pengguna juga akan
punya hak untuk jual lisensi. Orang jualan tentu akan promo-promo. Ini wajar
dan terjadi di produk apapun. Saat berhasil menjual lisensi, perusahaan akan
memberikan komisi. Satu yang perlu ditekankan, TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK MENJUAL
LISENSI. Banyak kok pengguna yang hanya pake aplikasinya buat bayar-bayar
sendiri. Dan ini tidak merugikan, tetep menguntungkan. Tapi kebanyakan pengguna
ingin aplikasinya tidak hanya dipake sendiri tapi juga dipake buat berwirausaha,
termasuk jual lisensi, karena potensi keuntungan ternyata besar sekali. Sampai
di sini, tidak ada masalah dong.
Nah selanjutnya, ini yang krusial.
Setelah pengguna jual lisensi dan orang yang beli berhasil menjual juga, maka
pengguna tadi juga akan dapat komisi. Bukankah ini MLM? Inilah mengapa banyak yang
masih memandangnya negatif. Tapi begini. Dari transaksi-transaksi yang
dilakukan semua mitra Paytren, berapa keuntungan yang didapat perusahaan? Miliaran
bahkan triliunan. Keuntungan yang didapat minimarket sebelah dari
transaksi-transaksi jual pulsa berapa? Miliaran bahkan triliunan juga. Itulah
mengapa Anda sering denger kasirnya bilang, “Isi pulsa sekalian, Mas?”
Nah, miliaran bahkan triliunan
itu tadi, Paytren memilih untuk bagi-bagi ke mitra-mitranya, bukan hanya ngasih
ucapan terima kasih atau ngasih struk, hehe. Biar gampang, adil, dan merata
bagi-baginya, dibentuklah jaringan MLM itu tadi. Bukankah ini membantu ekonomi
umat? Dan kembali lagi ke statement di atas, di Paytren TIDAK ADA PAKSAAN UNTUK
MENJUAL LISENSI.
Tidak ada unsur paksaan ini yang
membuat Paytren terhindar dari kriteria MLM yang diharamkan oleh MUI. Selain
tidak ada paksaan untuk menjual lisensi, di Paytren juga tidak ada paksaan
untuk membeli sesuatu yang tidak diperlukan (isrof). Nggak ada tuh
dikejar-kejar harus melakukan transaksi. Jadi tidak ada target apapun. Dan tidak
ada yang mubadzir di Paytren. Misal kita buka loket PPOB tapi ternyata sepi
konsumen, saldo deposit tetaplah tidak mubadzir karena kita sendiri juga butuh.
Paytren itu menekankan unsur An Taradlin atau kerelaan. Tak ada paksaan untuk
cari-cari orang. Tidak ada paksaan untuk bergabung.
Dalam rangka memperkuat posisi
bisnis Paytren agar makin sesuai syariah, perusahaan menggandeng dua pakar
ekonomi syariah untuk masuk ke dalam manajemen. Yang pertama adalah Prof. Dr.
Syafii Antonio (akademisi, konsultan, dan pakar bisnis syariah). Yang kedua
adalah Dr. Irfan Syauqi Beik (pakar bisnis syariah dari IPB). Soal kehalalan, Paytren
sudah menyesuaikan fatwa MUI no. 75 tentang sistem penjualan langsung
berjenjang (MLM) syariah.
Selain itu, Paytren juga sudah
mengantongi izin dari pemerintah terkait (Kemendag, BKPM, dan APLI). APLI
adalah lembaga yang menaungi MLM legal di Indonesia. Dari ribuan MLM yang ada
di Indonesia, hanya beberapa saja yang resmi jadi anggota APLI, salah satunya
Paytren. Maka dengan menjadi anggota APLI, insyaAllah Paytren terhindar dari
unsur money game (haram), penipuan, dzalim, dan lain sebagainya. Allahuma
Aamiin.